Senin, 07 November 2011

LEAFLET PEMBELAJARAN TEMATIK KLS I – III SD

LEAFLET PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I – III SD/MI A. Latar Belakang Peserta didik yang berada kelas satu, dua, dan tiga pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti PQ, IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) dan memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Selama ini, pada umumnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I – III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Pendekatan pembelajaran model ini menyebabkan peserta didik tidak dapat melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik. Pendekatan pembelajaran tersebut menimbulkan permasalahan pada kelas rendah (I-III), indikasinya antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%, kelas empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam 1,78%. Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik B. Pengertian Pembelajaran Tematik Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar yang diperoleh anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga peserta didik akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. C. Keuntungan Pemelajaran Tematik Keuntungan pembelajaran tematik, di antaranya adalah: 1) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, 2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; 3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; 4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; 5) Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; 6) Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; 7) Guru dapat menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan. D. Karakteristik Pembelajaran Tematik Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1. Berpusat pada anak Pembelajaran tematik berpusat pada anak (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar. 2. Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, pesera didik dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. 3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas, karena dikaitkan dengan tema sebagai pemersatu dalam proses pembelajaran. 4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu anak dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. 1. Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan anak dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan peserta didk berada. 2. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan anak Peserta didik diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. 3. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan E. Implikasi Pembelajaran Tematik Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran di kelas awal sekolah dasar (kelas I, II, dan III) berimplikasi terhadap: 1. Implikasi bagi guru Guru harus kreatif dan inovatif dalam membuat perencanaan, merancang metode pembelajaran yang bervariasi, menarik, dan menyenangkan serta mencapai kompetensi yang diharapkan. 2. Implikasi bagi siswa Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diharapkan peserta didik mampu bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal. 3. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media a) Sekolah harus menyediakan beragam sarana dan prasaran penunjang keberlangsungan pembelajaran sesauai kompetensi yang terikat dengan satu tema. b) Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi. 4. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi: a) Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan. b) Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung c) Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet d) Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas e) Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar f) Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali. 5. Implikasi terhadap Pemilihan metode Pembelajaran dikemas dengan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap. F. Penyusunan Perencanaan Pembelajaran Tematik Penyusunan perencaan pembelajaran tematik dilakukan melalui beberapa langkah, yaitu: 1. Menjabarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi ke Dalam Indikator Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik b) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran c) Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati 2. Menentukan tema a. cara penentuan tema Penentuan tema dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu; Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan. Untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan siswa sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. b. Prinsip Penentuan tema Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu: memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa, dari yang termudah menuju yang sulit, dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang konkret ke abstrak, tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa, ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya. 3. Memetakan Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator dengan Tema Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dengan tema untuk setiap semester, caranya memberikan cek lis (V) setiap indikator sesuai tema, sehingga semua indikator terbagi habis ke dalam tema. Bagi indikator yang tidak bisa diikat dengan tema, maka dibelajar secara tersendiri 4. Menetapkan Jaringan Tema Buatlah jaringan tema dengan cara mengumpulkan indkator-indikator dari berbagai mata pelajaran dalam satu tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema. 5. Menentukan alokasi waktu Alokasi waktu didistribusikan untuk setiap tema, caranya: Minggu efektif per semester x jam belajar per minggu = alokasi waktu tema Jumlah tema 6. Penyusunan Silabus Silabus disusun berdasarkan jaringan tema, komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan minimal, mateti pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian dan alat/sumber. 7. Penyusunan Rencana Pembelajaran Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat identitas, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan (kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup), alat/bahan/sumber belajar, dan penilaian. G. Prinsip Penilaian 1. Penilaian di kelas awal SD (kelas I – III) mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa peserta didik kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis. 2. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas awal SD. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas. 3. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing Kompetensi Dasar dari setiap mata pelajaran. 4. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir. 5. Hasil karya/kerja peserta didik dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengambil keputusan mengenai tingkat kemampuan peserta didik misalnya: dalam hal penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka.

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum..
    Pak untuk Leaflet pembelajarannya ada meteri yang lengkap apa tidak?
    tolong penjelasannya Pak, terimakasih

    BalasHapus